Responsive Ads Here

Friday, April 20, 2018

SEJARAH SUNAN AMPEL

SEJARAH SUNAN AMPEL


Nama Asli dari Sunan Ampel adalah Raden Rahmat, Raden Rahmat Lahhir pada tahun 1401 masehi, Raden Rahmat berasal dari kerajaan Champa dan merupakan anak dari Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) dengan putrid kerajaan Champa.kerajaan Champa sendiri telah di Islamkan oleh Maulan Malik Ibrahim. Pada tahun 1443 Raden Rahmat hijrah ke jawa dan mendirikan Pondok di daerah Ampeldenta, Surabaya. Lalu sunan ampel menkah dengan Putri Adipati Tuban yang bernama  Nyai Ageng Manila dan melahirkan 4 anak yang bernama Putri Nyai Ageng Maloka, Mulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Syarifah, yang kelak diadikan istri oleh Sunan Kudus.

Penyebaran Agama Islam

Parbu Sri Kertawijaya merasa bingun, Raja Majapahit itu Bingung memikirkan waarganya. Sepeninggalan Prabu Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada Majapahit tinggal cerita  pahhit perang berkecamuk dimana-mana,Panggung Judi, main perempuan dan mabuk-mabukan. Menjadi kesibukan masyarakat Majapahit. Melihat bebean berat suaminya permaisuri Darmawati tidak bisa tinggal diam. Permaisuri Darmawati yang merupakan putrid dari kerjaan champa berkata pada suaminya bahwa permaisuri Darmawati mempunyai keponakan yang dapat membantu memperbaiki budi pekerti masyarakatnya, ia adalah Ali Rahmatullah yaitu putra dari kakanda Dewi Candrawulan. Ali Rahmatulah inilah yang dikenal deng Sunan Ampel, setelah menghadap Kertawijaya Sunan Ampel Menyanggupi permintaan kertawijaya untuk memperbaiki moral masyarakatnya, sebagai hadiah Sunan Ampel diberi tanah di Ampeldenta, Surabaya. Meski raja menolak untuk masuk Islam Raden Rahmat di beri kebebasan untuk mengajarkan agama islam pada masyarakat Majapahit selama tinggal di majapahit Raden RAhmat dinikahkan dengan Nyai Ageng Manila yaitu putrid Tumenggung Arya Teja Bupati Tuban sejak saat itu gelar paneran melekat pada dirinya. mulai saat itu Raden Rahmat dianggap Keluarga oleh Kertawijaya sebagai keluarga Keraton Majapahit, Raden Rahmat pun mulai disegani masyarakat. Pada hari yang ditentukan Raden Rahmat bersama rombongan mlakukan perjalanan menuju Ampel, dalam perjalanan Raden Rahmat melakukan dakwah dan membagikan kipas yang terbuat dengan akar, denga syarat yang mendapatkanya mengucap dua kalimat syahadat, mulai saat itulah pengikut Raden Rahmat (Sunan Ampel) berramabha banyak, sebelum sampai di ampel Raden Rahmat membangun Langgar (musola) sederhana di desa Kembang kuning.

No comments:

Post a Comment