Responsive Ads Here

Friday, April 20, 2018

Tradisi di Temanggung yang Tak Lekang Oleh Waktu

Tradisi di Temanggung yang Tak Lekang Oleh Waktu
Kabupaten Temanggung dengan segala keanekaragaman dan keunikannya memberikan banyak sekali pelajaran dari tradisi masyarakatnya. Perkembangan zaman tidak serta merta membuat Kota yang terkenal dengan penghasil Tembakau ini hilang di telan zaman. Para generasi muda setidaknya telah diajari dan dipersiapkan menjadi kader pelestari budaya sebagai ganti dari pada generasi sebelumnya. Berikut kami ulas tradisi-tradisi yang masih berkembang dan lestari di Kabupaten Temanggung adalah:


1. Pengambilan Air Suci Waisak


Pengambilan air Suci Waisak adalah suatu kegiatan untuk memperingati Trisuci Waisak yang dalam prosesinya mengambil air suci dari Umbul Jumprit. Prosesi ini dimulai tiga hari sebelum hari Waisak oleh warga setempat. Di sini, mereka mengadakan tradisi kungkum setelah pukul 24:00 Wib setiap malam Selawa Kliwon dan Jum'at Kliwon. Serta, mereka yang mengikuti tradisi ini akan membuang pakaian dalam sebagai simbol membuang kesialan.


2. Suran Traji


Suran Traji ialah sebuah peristiwa penting yang dilaksanakan pada tanggal 1 Syuro penanggalan Jawa yang dilakukan oleh masyarakat Desa Traji. Acara ini sebagai budaya dan tradisi menikahkan kembali Kepala Desa dengan istrinya serta di ikuti oleh seluruh anggota masyarakat. Kemudian, masyarakat berbondong-bongdong berjalan membawa arak-arakan menuju ke Sendang Siduku.


3. Tradisi Jum’at Pahingan


Tradisi Jum'at Pahingan sangat ramai dikunjungi masyarakat sekitar ataupu para pendatang dari berbagai kota di Jawa Tengah. Tradisi yang sudah turun temurun ratusan tahun lalu ini dilaksanakan di Masjid Menggoro. Kegiatan-kegiatan keagamaan seperti membacakan Al-Qur’an, berdzikir, membaca doa-doa, menjalankan nadzar dan ada pula yang sekedar ingin mengadu nasibnya dengan memeluk salah satu tiang/ Soko Guru di Masjid Menggono, konon barang siapa yang memeluk tiang ini akan bisa mengetahui rezekinya jauh atau dekat.


4. Gebyar Pekan Syawalan


Gebyar Pekan Swalayan ini dilakukan pada musim lebaran di Swalayan Taman Rekreasi Kartini Kowangan. Gebyar Pekan Swalayan ini dimulai tanggal 2 Syawal hingga seminggu kedepan. Selain itu, atraksi untuk memeriahkan Gebyar tersebut sangat banyak, seperti permainan anak-anak, pentas dangdut, makanan tradisional dan warung souvenir.


5. Gebyar Padusan Pikatan


Gebyar Padusan di Pikatan digelar oleh panitia Taman Rekreasi Pikatan Indah yang rutin dilakukan menjelang bulan puasa ramadhan. Kegiatan ini menampilkan berbagai atraksi kesenian yang berganti setiap tahunnya, seperti kuda lumping, warokan, kuntulan, reog, campursari, solo organ, sulap dan lain sebagainya. 


6. Ritual Pendakian Sumbing 


Tradisi Ritual Pendakian Gunung Sumbing dilakukan pada malam selikuran di bulan suci Ramadhan yang dimulai dari Desa Pagergunung, Bulu, Temanggung. Ribuan pendaki sangat antusias mengikuti tradisi ini dan menjadikannya sebagai acara rutin yang harus diikutinya.


7. Ritual Pendakian Sindoro 


Ritual Pendakian Sindoro dilakukan di gunung Sindoro yang berlangsung setiap malam 1 suro. Samahalnya di Pendakian di Sumbing, para pendaki gunung sindoro seakan tak mau ketinggalan menikmati indahnya alam pegunungan sindoro yang menakjubkan. Ritual pendakian ini dilakukan dari Desa Katekan, Ngadirejo, Temanggung.
sumber:http://www.seputar-jateng.com/2015/09/tradisi-di-temanggung-yang-tak-lekang.html

No comments:

Post a Comment