Siti Inggil Wisata Budaya Berbalut Misteri
sumber:http://www.wisesatravel.com/2015/03/siti-inggil-wisata-budaya-berbalut.htmlBagi sobat Wisesatravel yang tertarik dengan wisata budaya dan berkeinginan mempelajari sejarah peradapan masa lampau, selain mengunjungi komplek makam Troloyo, dapat juga berkunjung ke komplek pemakaman Siti Inggil. Kedua-duanya masih berada dalam satu kawasan di kota yang sama yaitu kota Mojokerto. Siti Inggil diartikan Tanah yang Tinggi, atau Tanah yang diagungkan merupakan sebuah tempat persinggahan dan pertapaan dari Raja I kerajaan Majapahit bernama Raden Wijaya. Siti Inggil lebih tepatnya berada di Dusun Kedungwulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Pada awalnya Siti Inggil adalah sebuah punden yang berada di Dusun Kedungwulan dan mempunyai nama Lemah Geneng, yang mempunyai arti Siti Inggil. Sebelum bercerita lebih banyak tentang Siti Inggil, ada baiknya kita mengenal siapa sebenarnya Raden Wijaya, berbicara tentang Mojokerto tentu tidak dapat terlepas dari sejarah masa lampau yang menyebutkan bahwa di Mojokerto terdapat satu kerajaan besar bernama Majopahit yang mempunyai kekuasaan begitu luas hampir seluruh wilayah SeAsia Tenggara. Raden Wijaya yang merupakan keturunan dan kerajaan Singosari adalah pendiri kerajaan Majaphit, yang mendirikan Majapahit pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 atau kalau dalam bulan Masehi tepatnya pada 12 November 1293. Masa keeemasan kerajaan Majaphit adalah ketika Raden Wijaya memerintah dengan seorang Maha Patih bernama Gajah Mada, yang terkenal dengan Sumpah Palapanya, menyatukan Nusantara dan menguasai hampir seluruh wilayah Asia Tenggara.
Kembali ke Siti Inggil, di depan makam Raden Wijaya akan kita dapati dua makam yang di sebut sebagai makam atau bersemayamnya Kyai Sapu Jagad dan Kyai Sapu Angin, namun tidak diperoleh keterangan dan informsi yang jelas mengenai kedua makam tersebut. Bila kita jeli dan mengamati makam Raden Wijaya akan kita temukan keanehan, karena di makam ini sangat khas dan kental dengan nuansa Islam, sedangkan kita semua mengetahui bahwa Raden Wijaya adalah seorang Raja yang memegang teguh agama Hindhu. Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa komplek makam Siti Inggil sebenarnya hanya sebagai symbol bukan tempat bersemayamnya atau tempat di makamkannya Raja Raden Wijaya. Siti Inggil hanya berfungsi sebagai petilasan atau pertapaan Raden Wijaya, karena mempunyai kemampuan spiritual yang tinggi Raden Wijaya di percaya Mukso, dalam terminologi Jawa Mukso dapat diartikan hilang tanpa bekas, meninggal tanpa meninggalkan jenazah atau tubuh, semuanya masih tetap menjadi misteri sampai saat ini.
Indonesia memang kaya dengan keindahan alam, seni, budaya bahkan peninggalan purbakala, semuanya mengundang minat banyak wisatawan baik domistik dan mancanegara untuk menyaksikan serta menikmati keindahan dan keunikannya. Sudah seharusnya kita berbangga menjadi bagian dari nusantara tercinta ini, hanya satu pesan yang harus tetap kita ingat “jaga dan lestarikan apa yang telah dititipkan Tuhan kepada kita, tanpa syarat dan tanpa embel-embel apapun, lakukan semua bukan hanya demi kita, tetapi demi anak cucu kita kelak, agar mereka tetap bisa menikmati keindahan yang di berikan Tuhan kepada negara kita ini”. Jayalah terus Indonesiaku.
No comments:
Post a Comment