Sejarah dan Asal Usul Kabupaten Grobogan
Suatu ketika pasukan kesultanan Demak yang dipimpin Sunan Ngundung dan Sunan Kudus menyerbu pusat kerajaan Majapahit. Peperangan yang berlangsung berhari-hari itu akhirnya dimenangkan kesultanan Demak dan berhasil menjatuhkan Kerajaan Majapahit.
Ketika Sunan Ngundung hendak memasuki istana kerajaan, dia ingat kalau masih banyak pusaka dari Majapahit yang tertinggal di suatu tempat saat pulang ke Demak. Benda-benda pusaka itu dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam sebuah grobog (Grobak) yang dibawa ke kesultanan Demak sebagai oleh-oleh dari hasil berperang.
Peristiwa tertinggalnya grobog di daerah tersebut membuat hati Sunan Ngundung terkesan, hingga beliau menamai tempat itu dengan nama Grobogan, yang berarti tempat grobog tertinggal.
Secara geografis, Grobogan adalah wilayah dengan dataran rendah yang diapit dua pegunungan kapur. Di bagian selatan terbentang Pegunungan Kendeng dan di sebelah utara diapit Pegunungan Kapur. Selain itu, Grobogan juga dialiri dua buah sungai besar yakni Sungai/Kali Lusi dan Kali Serang
Sebelumnya, ibukota dari kabupaten Grobogan bukanlah Kecamatan Purwodadi, melainkan di Kecamatan Grobogan sendiri. Seiring bergantinya Bupati di Grobogan, akhirnya ibukotanya dipindah di Kecamatan Purwodadi. Hingga sekarang, masyarakat dari lain daerah lebih mengenal Purwodadi ketimbang Grobogan.
Bupati Grobogan pertama kalinya dipegang oleh Raden Surokerti Abinarang dan Bupati yang menjadi legenda bagi rakyat Grobogan adalah Soegiri. Seni budaya Grobogan sendiri adalah tayuban (tayub), dengan pemain legendarisnya Lasmi dari desa Kropak Kecamatan Wirosari, Grobogan.
sumber:http://www.seputar-jateng.com/2015/08/asal-usul-kabupaten-grobogan.html
Bupati Grobogan pertama kalinya dipegang oleh Raden Surokerti Abinarang dan Bupati yang menjadi legenda bagi rakyat Grobogan adalah Soegiri. Seni budaya Grobogan sendiri adalah tayuban (tayub), dengan pemain legendarisnya Lasmi dari desa Kropak Kecamatan Wirosari, Grobogan.
No comments:
Post a Comment