Responsive Ads Here

Friday, April 20, 2018

Babad Tanah Jawa dan Syekh Subakir Tentang Penyebaran Islam Sebelum Walisongo



Babad Tanah Jawa dan Syekh Subakir Tentang Penyebaran Islam Sebelum Walisongo

Menurut Babad Tanah Jawa, Syekh Subakir adalah pembuka masa Islam di Tanah Jawa sebelum Walisongo. Sebelumnya, sudah banyak utusan dari Negeri Arab dalam hal menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa namun terbentur akan kekuatan gaib yang masih menguasai Jawa/ Nusantara. Maka, ditunjuklah Syeh Subakir untuk menumbali Tanah Jawa sebelum para Wali-wali memulai dakwahnya.

Penyebab utama dari Syiar agama islam sebelum Syeh Subakir disebabkan oleh masyarakat yang masih kokoh memegang kepercayaan lama. Dalam artian, bahwa masih banyak mahluk yang menghuni dan mempengaruhi masyarakat Jawa untuk menyembah pepohonan, batu besar atau hal-hal yang berbau musrik.

Di situlah Syekh Subakir berperan menghilangkan gangguan jin dan setan tersebut menggunakan batu hitam yang dipasang Syekh Subakir di bagian-bagian Nusantara. Untuk tanah Jawa sendiri diletakkan di tengah-tengahnya Pulau Jawa, yaitu di Gunung Tidar. Setelah semua dipasang, efek dari kekuatan gaib batu hitam menimbulkan gejolak besar yang membuat jin dan setan mengamuk. Kemudian, Syeh Subakir meredamnya dengan berdialog bersama mereka, “Walaupun kamu mampu meredam amukan kami dan kamu dapat mengembangkan agama Islam di tanah Jawa, tetapi qodratullah tetap masih berlaku atas-ku.” Kata Setan.

“Apa yang kamu maksud?” kata Syekh Subakir.

“Aku masih dibolehkan untuk menggoda manusia, termasuk orang-orang Islam yang imannya masih lemah”. Pungkasnya

Jadi, beliau dikenal sebagai wali Allah yang menaklukkan Jin dan Makhluk Halus di Gunung Tidar sehingga para makhluk halus tersebut ‘mengungsi’ ke Pantai Selatan, tempat Nyai Roro Kidul. Setelah berhasil menaklukkan Jin dan Makhluk Halus, Syekh Subakir kembali ke tanah asalnya di Rom (Baghdad). Di petilasan Syekh Subakir ini tersedia mushola kecil dan pendopo.

Tidak salah bila kemudian, Gunung Tidar dikenal dengan Paku Tanah Jawa. Gunung Tidar sendiri tidak bisa terpisahkan dengan pendidikan militer di Magelang. Gunung Tidar terletak pada ketinggian 503 meter dari permukaan laut dan memiliki sejarah dalam perjuangan bangsa. Di Lembah Gunung Tidar itulah Akademi Militer sebagai kawah candradimuka yang mencetak perwira pejuang Sapta Marga berdiri pada 11 November 1957.

Selain itu, dipuncak Gunung Tidar ada lapangan yang cukup luas dan terdapat Tugu dengan simbol huruf “Sa”. Menurut penuturan juru kunci “Sa” bermakna, Sapa Salah Seleh (Siapa Salah Ketahuan Salahnya). Tugu inilah yang dipercaya sebagian orang sebagai Pakunya Tanah Jawa, yang membuat tanah Jawa tetap tenang dan aman.

Bagi sebagian orang yang memang nglakoni lelaku spiritual, Gunung Tidar merupakan salah satu obyek yang menjadi tempat tujuan untuk mendekatkan diri kepada Gusti Allah. Zaman dahulu, Gunung Tidar terkenal ke-angkerannya dan menjadi rumah bagi para Jin dan Makhluk Halus. Jalmo Moro Jalmo Mati, setiap orang yang datang ke Gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar (hal ini yang menjadi asal-usul nama Tidar).

Berdasarkan penuturan Juru Kunci Gunung Tidar, terdapat 2 buah makam yaitu Makam Kyai Sepanjang dan Makam Sang Hyang Ismoyo (Kyai Semar). Sedangkan tempat yang selama ini dikenal sebagai Makam Syekh Subakir sebenarnya hanyalah petilasan beliau.

Pada tahap berikutnya, kedudukan Syekh Subakir “Sang Babad Tanah Jawa” sebagai salah satu Wali Songo, digantikan oleh Sunan Kalijaga yang banyak disebut-sebut pimpinan para wali di Tanah Jawa karena kekeramatannya yang begitu melegenda. Diantara para wali yang bersama-sama Syeh Subakir dalam menyebarkan Agama Islam di Tanah Jawa generasi pertama adalah:

1.Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.

2.Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.

3.Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.

4.Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.

5.Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.

6.Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.

7.Maulana Hasanudin, dari Palestina.

8.Maulana Aliyudin, dari Palestina.

9.Syekh Subakir, dari Iran, Ahli menumbali daerah yang angker yang dihuni jin jahat.




Sumber:http://www.seputar-jateng.com/2015/09/babad-tanah-jawa-tentang-penyebaran.html#

No comments:

Post a Comment